Senin, 20 Agustus 2012

cara menghilangkan jerawat



Jerawat tidak boleh dipencet karena bisa memicu infeksi maupun bekas luka yang mengganggu penampilan. Namun orang sering merasa gemas, tidak tahan untuk tidak memencet bintik jerawat di wajahnya. Adakah cara aman agar tidak infeksi?

Agar tidak menyebabkan infeksi maupun bekas luka, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memutuskan untuk memencet jerawat.

cara1:
1. Pastikan jerawat yang dipencet adalah jerawat matang, yang sudah muncul butiran putihnya.

2. Pastikan juga jerawat tersebut tidak bernanah, yang artinya sedang mengalami infeksi atau radang cukup parah.

3. Bersihkan kuku dan jari tangan dengan alkohol sebelum memencet jerawat. Ulangi setiap akan berpindah dari jerawat yang satu ke jerawat yang lain.

4. Jika ada, gunakan sarung tangan lateks yang steril untuk mengurangi kontak langsung antara jari tangan dengan kulit wajah.

Perlu diingat, langkah-langkah di atas bukan berarti tidak ada risiko sama sekali. Bagaimanapun memencet jerawat harus dihindari sebisa mungkin, meski bagi sebagian orang jerawat terlalu menggemaskan untuk tidak dipencet.

Langkah paling aman untuk menyembuhkan jerawat adalah dengan memberikan obat yang sesuai. Menurut dr Susie Rendra, SpKK dalam konsultasi kesehatan Kanto Berita detikHealth, jerawat yang tidak diobati atau dibiarkan sembuh sendiri juga bisa meninggalkan bekas yang kelihatan.

Sementara itu untuk menghilangkan bekas jerawat, ada beberapa cara alami yang bisa dilakukan seperti dikutip dari Buzzle berikut ini:

cara2:
1. Bubuk kayu cendana yang dibuat pasta
Bubuk kayu cendana dapat bekerja secara ajaib untuk menutupi pori-pori kulit yang besar bekas jerawat. Caranya oleskan pada bekas jerawat sebelum tidur dan gunakan semalaman, lalu bilas dengan air dingin di pagi hari. Pemakaian yang rutin akan mendapatkan hasil yang bagus.

2. Bubuk kayu cendana yang dicampur dengan air mawar
Caranya oleskan pada bekas jerawat sebelum tidur dan gunakan semalaman lalu bilas dengan air dingin di pagi hari. Tapi jika kulit menjadi kering, cobalah ditambahkan susu dalam ramuan bubuk cendana itu dan gunakan hanya beberapa jam saja tak perlu semalaman.

3. Pori-pori kulit sehabis jerawatan biasanya membesar, untuk mengencangkannya bisa diusap-usap dengan es batu di wajah selama 15 menit.

4. Menggosok-gosokkan kulit bagian dalam timun atau tomat ke wajah adalah cara lain menghilangkan bekas jerawat. Biarkan selama 15 menit lalu bilas dengan air bersih. Tomat tidak hanya mengecikan pori-pori tapi juga menghilangkan komedo dan cocok untuk pengobatan kulit berminyak.

Sedangkan dari Livestrong, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar jerawat tak menimbulkan bekas yang parah:

cara3:
1. Usahakan untuk menghilangkan jerawat secara alami dengan cara menghindari memencet atau menekan jerawat. Karena memencet jerawat bisa menimbulkan bekas kemerahan yang menandakan terjadinya peradangan.

2. Usahakan untuk tidak terlalu sering memegang jerawat dengan menggunakan tangan, karena ada kemungkinan tangan yang kotor bisa menyebabkan infeksi.

3. Usahakan untuk menggunakan scrub yang dapat mengelupaskan sel-sel kulit mati sehingga dapat mencegah timbulnya jerawat.

4. Konsultasikan ke dokter jika bekas memerah ini tak kunjung hilang, karena kemungkinan memerlukan perawatan lain seperti laser.

5. Gunakan produk kosmetik atau pembersih wajah yang sesuai dengan jenis kulit.

6. Bersihkan muka secara teratur sehingga tidak timbul jerawat yang disebabkan oleh infeksi dan bisa menyebabkan peradangan.


sumber
http://www.warungkondo.com/2012/06/cara-pencet-jerawat-agar-tidak-berbekas.html

kisah pemburu mayat


Warungkondo - Pekerjaan yang dilakukan seorang nelayan di China ini barangkali paling aneh di dunia. Wei Xinpeng, nama pria itu, biasa berburu mayat di Sungai Kuning. Wei, seperti diungkapkan oleh laman BBC, kerap memulai harinya dengan nongkrong sambil merokok di tepi sungai. Matanya mengamati air Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah korban kecelakaan, dibunuh, atau pun bunuh diri.

Lelaki 55 tahun itu seperti hapal aliran sungai, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat “parkir” sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan. Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. “Saya memberi penghargaan kepada si mayat,” ujarnya.

Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai. “Orang-orang ini mati dengan cara mengenaskan,” ujar Wei. Dia mengumpulkan mayat temuannya itu di satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana.

Di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah. Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya.

Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$500, atau sekitar Rp. 4,4 juta.

Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. “Satu kali orang tua mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang,” ujar Wei.

Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi.

Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. “Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyakitkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,” ujar Wei. Putra Wei sampai sekarang belum ditemukan.berikut beberapa foto kisah nelayan pemburu mayat di bawah ini :




sumber
http://www.warungkondo.com/search?updated-max=2012-08-11T09%3A45%3A00%2B07%3A00&max-results=4#PageNo=2

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes